Kamis, 22 Desember 2011

Makna Lambang Burung Garuda.



  1.  Pilihan untuk menggunakan garuda sebagai lambang juga merupakan simbol tersendiri.
  2.   Warna keemasan pada burung garuda.
  3.   Paruh, sayap, ekor dan cakar.
  4. Lehernya menoleh kekanan, kenapa ?
  5.  Warna dasar pada ruang perisai.
  6.   Jumlah bulu pada burung garuda.



1.     Bangsa Indonesia secara tegas memilih burung garuda sebagai lambang kebangsaannya yang besar, karena garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik, dan dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu miilik burung yang lebih kecil. Burung garuda juga punya sifat sangat setia pada kewajibannya sesuai dengan budaya bangsa yang dihayati secara turun menurun. Burung garuda pun pantang mundur dan pantang menyerah . legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan diberbagai prasasti sejak abad ke 15, dengan demikian lambang burung garuda itu semakin gagah mengemas lengkap dengan 4 arti visual sekaligus, makna filosofis, geografis, sosiologis dan historis.

2.     Warna keemasan pada burung garuda melambangkan kejayaan dan keagungan, berasal dan filosofi karena peran garuda dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana.

3.     Garuda memiliki paruh, sayap, ekor dan cakap yang melambangkan kekuatan dan tenaga untuk melaksanakan perubahan/pembangunan ke arah kebaikan. Posisi burung garuda yang dijadikan lambang adalah posisi burung yang sedang terbang, bukan yang sedang diam. Dalam QS An Nahl 79 Allah berfirman, “Apakah mereka tidak memperhatikan burung yang mudah terbang di udara ?” juga dalam QS Al Mulk 19 “Apakah mereka tidak memperhatikan burung yang terbang di angkasa itu ?”


4.     Lambang sejarah Indonesia adalah garuda pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung garuda yang kepalanya menoleh ke arah kanan (dari sudut pandang garuda) dan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua” ditulis di atas pita yang dicengkram oleh garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat pada tanggal 11-Februari-1950. Lehernya menoleh ke arah kanan dalam ajaran agama Islam, posisi kanan itu disebut “ash-habul yamiin” artinya melambangkan hal-hal yang baik, sedangkan sebelah kiri “ash-habusy syimaal” dan melambangkan hal-hal yang negatif. Ini merupakan perlambangan bahwa jiwa-jiwa bangsa Indonesia haruslah bergerak ke arah kebaikan, ini sesuai dengan Qs Al-Baqarah 148, yang mengenai tentang “maka berlomba-lombalah menuju kebaikan”




5.     Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Ditengah-tengah perisai terdapat garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropik yang dilintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat. Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera Indonesia “Merah Putih”, sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam. Pada perisai terdapat 5 buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila (blok), pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut :
o   Sila Pertama            : Ketuhanan yang maha esa, dilambangkan dengan cahaya dibagian bintang yang bersudut lima berlatar hitam.
o   Sila Kedua     : Kemanusiaan yang adil dan beradab, dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi dibagian kiri bawah perisai berlatar merah.
o   Sila Ketiga     : Persatuan Indonesia, dilambangkan dengan pohon beringin dibagian kiri atas perisai berlatar putih.
o   Sila Keempat            : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dilambangkan dengan kepala banteng dibagian kanan atas perisai berlatar merah.
o   Sila Kelima    : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dilambangkan dengan kapas dan padi dibagian kanan bawah perisai berwarna putih.
 

6.     Jumlah bulu melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17-Agustus-2011), antara lain :
·        Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17.
·        Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8.
·        Jumlah bulu dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19.
·        Jumlah bulu dileher berjumlah 45.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar